PEMIMPIN MUDA

Berbekal ilmu yang bermanfaat dan berpengalaman

RAPAT PLENO BEM SELURUH INDONESIA DI UI

Mewujudkan kader bangsa yang loyal dan berguna bagi negara indonesia

MLAKU-MLAKU MTD

Mengedepankan rasa kekeluargaan antar teman dan masyarakat

PRA LOKAKARYA HMJ FT UM DIDISI WORKSHOP ELEKTRO

Tetap semangat dan raih prestasi

KEGIATAN FUTSAL DENGAN ASRAMA UM

Bermain sportif dan raih kemenangan secara nyata

Jumat, 07 Desember 2012

SISTEM TELEKOMUNIKASI

DASAR SISTEM TELEKOMUNIKASI

A. Pengentian Sistem Telekomunikasi
Sistem telekomunikasi merupakan proses pertukaran informasi. Informasi dapat berupa suara, gambar, data, dll.
Secara umum, Sistem Telekomunikasi dapat digambarkan dalam diagram blok berikut:


Gambar 1. Sistem Telekomunikasi

Komunikasi elektronik dapat diklasifikasikan menurut:
1. Arah informasi yaitu satu arah – dua arah
2. Tipe sinyal yang ditransmisikan yaitu sinyal analog – sinyal digital
3. Keaslian sinyal yaitu Sinyal baseband – sinyal yang dimodulasi
B. Arah Informasi 
* Simpleks: Komunikasi satu arah adalah Informasi berjalan hanya ke satu arah. Misalnya pada siaran radio dan televisi.
* Dupleks: Komunikasi dua arah adalah Informasi berjalan dari dua arah yang berlawanan
-- Full dupleks (FDx): Kedua tempat yang berkomunikasi dapat mengirim dan menerima informasi secara bersamaan. Misalnya percakapan telepon
-- Half Duplex (HDx): Kedua tempat yang berkomunikasi, mengirim dan menerima informasi secara bergantian. Misalnya pada percakapan melalui interkom.




SISTEM KONTROL

SISTEM KONTROL 

Sistem kontrol merupakan hal penting di dunia industri dan di era teknologi informasi saat ini. Proses produksi dan manufacturing dituntut kestabilannya dan setiap perubahan dapat direspon secara cepat dan real time. Hal ini karena adanya tuntutan kualitas produk dan proses yang konsisten dari pasar dan dunia industri itu sendiri. Contoh sistem control industri seperti pengontrolan variabel-variabel temperatur (temperature), tekanan (pressure), aliran (flow), level (level), dan kecepatan (speed). Variabel-variabel ini adalan parameter-parameter keluaran (output) yang harus dijaga tetap sesuai dengan keinginan yang telah ditetapkan terlebih dahulu oleh operator yang disebut dengan setpoint/set value (SV) sementara nilai actual proses disebut Process Value (PV). Sistem yang dikontrol (bangunan) agar variabel keluaran dijaga tetap pada kondisi tertentu disebut dengan plant. 

Implementasi teknik sistem kontrol (System Control Engineering) melibatkan multidisiplin ilmu seperti bidang: teknik mesin (mechanical engineering), teknik elektrik (electrical engineering), elektronik (electronics) dll dimana kolariborasi keilmuan tersebut lazim disebut Mekatronika (Mechatronics). 

Sistem kontrol berdasarkan aliran sinyal control dibagi atas dua:
1. Sistem kontrol secara manual (Open Loop Controls).
Sistem kontrol secara manual, proses pengaturannya dilakukan secara manual oleh operator dengan mengamati kdluaran secara visual, kemudian dilakukan koreksi variabelvariabel kontrolnya untuk mempertahankan hasil keluarannya. Sistem kontrol itu sendiri bekerjanya secara open loop, artinya sistem kontrol tidak dapat melakukan koreksi variabel untuk mempertahankan hasil keluarannya. Perubahan ini dilakukan secara manual oleh operator setelah mengamati hasil keluarannya melalui alat ukur atau indikator.
2. Sistem Kontrol otomatis (Closed Loop Controls)
Sistem kontrol otomatis dapat melakukan koreksi variabel-variabel kontrolnya secara otomatis, dikarenakan ada untai tertutup (closed loop) sebagai umpan balik (feedback) dari hasil keluaran menuju ke masukan setelah dikurangkan dengan nilai setpointnya. Pengaturan secara untai tertutup ini (closed loop controls), tidak memerlukan operator untuk melakukan koreksi variabel-variabel kontrolnya karena dilakukan secara otomatis dalam sistem kontrol dalam sistem kontrol itu sendiri. Dengan demikian keluaran akan selalu dipertahankan berada pada kondisi stabil sesuai dengan setpoint yang ditentukan. 

Contoh Sederhana Sistem Kontrol
Agar mudah dimengerti tentang sistem kontrol berikut ini dijelaskan sebuah sistem kontrol yang dioperasikan oleh operator secara manual seperti yang diperlihatkan dalam gambar berikut ini.


Gambar 1. Model Sistem Kontrol Sederhana (Manual Control System)

Contoh proses yang diperlihatkan dalam gambar di atas, operator mengoperasikan secara manual (dengan tangan) agar membuat variasi aliran air melalui variasi pembukaan atau penutupan Klep Masukan untuk memastikan bahwa:
1. Permukaan air tidaklah terlalu tinggi; atau dijalankan dengan membuang sampah melalui pelimpah.
2. Permukaan air tidaklah terlalu rendah; atau tidak sampai pada bagian dasar dari tangki.


Hasil dari sistem kontrol ini adalah air keluar dari tangki pada tingkat rate yang berada pada daerah cakupan yang diperlukan. Jika air keluar pada rate terlalu tinggi atau rendah, proses pengaliran air melalui klep masukan dikatakan tidak beroperasi secara benar. Pada kondisi awal, klep pengosongan pada pipa produk akhir berada pada posisi yang tetap.

Pada contoh sistem kontrol dalam Gambar 1 di atas akan mendemontrasikan bahwa:
1. Operator mengarahkan untuk menjaga kondisi air didalam tangki melalui klep masukan agar berada pada level antara 1 dan 2. Level permukaan air pada kondisi tersebut disebut sebagai Kondisi Terkontrol (Controlled Condition).
2. Kondisi Terkontrol atau Daerah Kontrol yang dapat dicapai dengan pengendalian aliran air melalui klep pipa masukan. Aliran arus air (flowrate) tersebut dikenal sebagai Variabel Manipulasi (Manipulated Variable), dan klep masukan disebut sebagai Perangkat Kontrol (Controlled Device).
3. Air itu sendiri disebut sebagai Agen Kontrol (Control Agent).
4. Pengendalian aliran air kedalam tangki, maka level air akan berubah. Perubahan level air dalam tangki dikenal sebagai Variabel Kontrol (Controlled Variable).
5. Sedangkan air dalam tangki dikenal sebagai Media Terkontrol (Controlled Medium).
6. Level air diusahakan dipelihara yang dapat dilihat pada indikator secara visual disebut sebagai Setpoint (Set Point atau Set Value).
7. Level air yang dipelihara pada titik diantara 1 dan 2 yang terlihat pada indikator secara visual dan parameter kontrol masih diperkenankan yaitu berada sedikit diatas dasar tangki dan tidak melimpah. Nilai pada daerah ini disebut sebagai nilai yang diinginkan (Desired Value).
8. Diasumsikan bahwa level dirawat secara ketat agar berada pada titik antara 1 dan 2. Level air ini berada pada keadaan Mantap (Steady State), dikenal sebagai nilai kontrol (Control Value) atau Nilai Nyata (Actual Value). Catatan: Melihat pada point 7 dan 8 di atas, level air secara ideal dipelihara pada titik 3. Tetapi pada kenyataannya level akan berada diantara 1 dan 2, namun masih bekerja dengan baik. Perbedaan antara Setpoint dan Nilai Nyata disebut sebagai Deviasi (Deviation).
9. Jika klep masukan ditutup pada posisi baru, level air dalam tangki akan menurun dan deviasi akan berubah. Ayunan deviasi (Sustained Deviation) ini disebut sebagai Offset. 


http://www.ziddu.com/download/21059953/PengenalanDasarSistemKontrol.pdf.html






ELEKTRONIKA DIGITAL DASAR



ELEKTRONIKA DIGITAL DASAR 

A. Pengertian Elektronika Digital
Elektronika digital adalah sistem elektronik yang menggunakan signal digital. Signal digital didasarkan pada signal yang bersifat terputus-putus. Biasanya dilambangkan dengan notasi aljabar 1 dan 0. Notasi 1 melambangkan terjadinya hubungan dan notasi 0 melambangkan tidak terjadinya hubungan. Contoh yang paling gampang untuk memahami pengertian ini adalah saklar lampu. Ketika kalian tekan ON berarti terjadi hubungan sehingga dinotasikan 1. Ketika kalian tekan OFF maka akan berlaku sebaliknya. Elektronik digital merupakan aplikasi dari aljabar boolean dan digunakan pada berbagai bidang seperti komputer, telpon selular dan berbagai perangkat lain. Hal ini karena elektronik digital mempunyai beberapa keuntungan, antara lain: sistem digital mempunyai antar muka yang mudah dikendalikan dengan komputer dan perangkat lunak, penyimpanan informasi jauh lebih mudah dilakukan dalam sistem digital dibandingkan dengan analog. Namun sistem digital juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu: pada beberapa kasus sistem digital membutuhkan lebih banyak energi, lebih mahal dan rapuh. 
B. Gerbang Logika 
Elektronik digital atau atau rangkaian digital apapun tersusun dari apa yang disebut sebagai gerbang logika. Gerbang logika melakukan operasi logika pada satu atau lebih input dan menghasilkan ouput yang tunggal. Output yang dihasilkan merupakan hasil dari serangkaian operasi logika berdasarkan prinsip prinsip aljabar
boolean. Dalam pengertian elektronik, input dan output ini diwujudkan dan voltase atau arus (tergantung dari tipe elektronik yang digunakan). Setiap gerbang logika membutuhkan daya yang digunakan sebagai sumber dan tempat buangan dari arus untuk memperoleh voltase yang sesuai. Pada diagram rangkaian logika, biasanya daya tidak dicantumkan. Dalam aplikasinya, gerbang logika adalah blok-blok penyusun dari perangkat keras elektronik. Gerbang logika ini dibuat dengan menggunakan transistor. Seberapa banyak transistor yang dibutuhkan, tergantung dari bentuk gerbang logika. Dasar pembentukan gerbang logika adalah tabel kebenaran (truth table). Ada tiga bentuk dasar dari tabel kebenaran yaitu AND, OR, dan NOT. Berikut adalah tabel-tabel dan bentuk gerbang logikanya. 


Gambar 1. Tabel Kebenaran Dan Representasinya Dalam Gerbang Logika 

Penjelasan dari Gambar 1 di atas adalah sebagai berikut:
- Pada AND, bila ada dua buah input A dan B maka output atau signal hanya dihasilkan jika A = 1 dan B = 1.
- Pada OR, bila ada dua buah input A dan B maka output atau signal akan dihasilkan jika salah satu atau kedua input bernilai 1. 
- Pada NOT, bila ada satu input mempunyai nilai tertentu maka operasi NOT akan menghasilkan output / signal yang merupakan kebalikan dari nilai inputnya.
 
Selain bentuk dasar di atas, beberapa bentuk yang merupakan turunan dari bentuk dasar juga penting diketahui. Gambar 2. menampilkan bentuk tabel kebenaran dan gerbang logika NAND, NOR, dan XOR. NAND adalah hasil operasi NOT + AND, NOR adalah operasi NOT + OR sedangkan XOR adalah ekslusif OR. NAND dan NOR merupakan bentuk gerbang logika yang banyak sekali digunakan untuk membangun perangkat elektronik digital.

 Gambar 2. Bentuk Turunan Tabel Kebenaran Dan Representasinya Dalam Gerbang Logika

C. Rangkaian Digital
Pada sub bab di atas kita telah belajar tentang bentuk-bentuk gerbang logika berdasarkan tabel kebenaran. Sebuah rangkaian digital sebenarnya disusun dari satu atau lebih gerbang logika ini. Perhatikancontoh pada Gambar 3. berikut ini. Kalau kita perhatikan pada gambar tersebut, pada bagian atas terlihat ada empat notasi gerban logika NAND, satu pin untuk sumber daya 5 V dan satu pin untuk ground. Sedangkan pada bagian bawah adalah representasi dari rangkaian digital ini, yaitu sebuah chip 7400.


Gambar 3: Contoh Rangkaian Digital Dan Representasinya Pada Hardware 

Gambar 4. Trainer Kendali Noise Akustik Secara Aktif 


http://www.ziddu.com/download/21059513/ElektronikaDigitalDasar.pdf.html


PENGENALAN ELEKTRONIKA ANALOG


PENGENALAN ELEKTRONIKA ANALOG   
Elektronika analog ialah bidang elektronika dimana sinyal listrik yang terlibat bersifat kontinue, sedangkan komponen yang digunakan umumnya disebut komponen diskrit. Beda dengan elektronika digital dimana sinyal listrik yang terlibat merupakan sinyal  0V atau 5 V (sinyal digital berlogika 0 atau 1).
 

Gambar 1. Rangkaian Flip-flop Dengan Menggunakan Konsep Dasar Elektronika Analog 


Gambar 2. Contoh Trainer Rangkaian ADC Dengan Elektronika Analog 
Modul “ELEKTRONIKA ANALOG” dibawah ini merupakan modul yang berisi penerapan komponen elektronika analog dalam sistem penyearah, penguat, filter dan pembangkit gelombang.
Dalam modul ini terdapat 5 (lima) kegiatan belajar berkaitan  teori atom dan molekul, komponen pasif, komponen aktif, dasar penyearah dan penguat, op-amp, filter dan osilator. Setelah menyelesaikan modul ini peserta diklat memiliki sub kompetensi menguasai elektronika analog dalam rangka penguasaan kompetensi merawat peralatan elektronik Audio Video.  

PENANGANAN PERKAKAS DAN ALAT UKUR PERBENGKELAN

1. MENGAMATI BEBERAPA JENIS PERKAKAS DAN ALAT UKUR

Perkakas merupakan sarana peralatan perbengkelan yang difungsikan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.  Sedangkan alat ukur adalah peranti yang difungsikan untuk mengukur dimensi dari berbagai bahan (tebal plat, jari-jari kelengkungan, sudut sambungan, diameter, dll.) atau dimensi dari bagian komponen dan elemen dari suatu alat dan mesin (diameter poros dan pipa, tebal plat, dll.). Disamping itu dalam perbengkelan dikenal pula alat ukur yang berfungsi untuk mengukur variabel kerja dari elemen mesin (misalnya tachometer adalah alat ukur putaran poros). Alat ukur yang lain adalah avometer yang berfungsi untuk mengukur variabel dalam kelistrikan (misalnya untuk mengukur arus, tegangan, dan hambatan listrik). Perkakas bengkel ini selanjutnya dapat dibedakan menjadi perkakas tangan non bangku berupa kunci-kunci (kunci pas, ring, sok, inggris, pipa), obeng, tang dan perkakas kerja non bangku lainnya. Disamping itu dikenal pula perkakas bangku, yaituperkakas yang pada saat digunakan harus terpasang pada landasan berupa bangku atau dasar meja tanpa kaki. Perkakas kerja bangku merupakan berbagai macam alat yang diperlukan untuk menangani pekerjaan yang harus ditangani secara manual maupun dengan mesin, diantaranya terdiri dari pekerjaan memotong dengan gunting; melubangi dengan pons; meluruskan pelat dengan paron dan palu; mengerol/mencanai pelat; membengkok pelat, pipa, dan profil; menyambung dengan patri, lipatan, dan paku keling, dan las; meregang dan melantak pelat. Beberapa macam perkakas bangku utama yang banyak digunakan antara lain perkakan gunting, perkakas bor, perkakas pon dan perkakan lipat, penekuk, pelurus dan pelengkung pipa dan pelat. Secara umum prinsip kerja perkakas-perkakas tersebut adalah menggunakan prinsip geseran, irisan dan tekanan. 





Gambar 1. Peralatan Bengkel Elektronika Pada Teknologi Mekanik 



 Gambar 2. Peralatan Benkel Motor Pada Teknologi Mekanik 

Pekerjaan pelat, pipa, batang, dan profil dalam konstruksi suatu alat dan mesin pertanian perlu dipersiapkan dengan menggunakan perkakas kerja bangku. 


http://www.ziddu.com/download/21057969/perkakas_perbengkelan.pdf.html 

Selasa, 04 Desember 2012


MEMBUAT POWER SUPPLY UNTUK HIGH POWER AMPLIFIER

Kali ini saya akan membahas bagaimana cara membuat power supply untuk amplifier ber power besar. Pada dasarnya rangkaian power supply untuk amplifier berpower besar maupun kecil sama saja, perbedaanya hanya pada ukuran komponen yang digunakan, sebagai contoh Transfomer atau trafo, untuk mensuplay amplifier 18 w kita hanya perlu trafo berukuran 1 ampere. akan tetapi untuk mensupply amplifier berdaya diatas 1000 w kita harus pakai trafo yang besar pula, minimal 15 ampere.

Komponen yang dibutuhkan :
  • Trafo 15 ampere CT 50 v
  • Diode Bridge 35 A 400v
  • 4 buah elco ukuran 33000 mf  100v
  • 2 buah kapasitor 470 nf 100v
  • 4 buah resistor 1 w ukuran 15 k

Semua komponen tersebut dirangkai seperti skema dibawah ini









untuk ukuran  elco bisa disesuaikan, misalnya 15000 mf 450 wv atau berapapun yang penting ukuran mikrofaradnya besar serta ukuran voltasenya harus minimal 100v. untuk jumlah pemakaian elco juga disesuakan, semakin banyak elco semakin bagus, karena module amplifier yang besar perlu supply daya yang besar pula.






 Gambar DIODE BRIDGE






Gambar ELCO 33000MF 100 VOLT

Untuk ukuran trafonya bisa di sesuaikan (seperti telah tersebut diatas), kita bisa pakai ukuran trafonya 15 ampere, 20 ampere atau 30 ampere.

Sumber : JM Elektro 


Rangkaian sederhana power supply 12 V

Gambar rangkaian di atas dapat anda aplikasikan untuk membuat adaptor atau power suplly dengan tegangan keluaran (V output 12V DC). Power supply di atas hanya dilindungi oleh capasitor sebagai pengaman apabila power supply ini dihubungkan dengan beban pada rangkaian. Maka dari itu saya sarankan memakai capasitor dengan minimal spesifikasi 35V. Untuk daya pengaman power supply yang lebih kita bisa menggunakkan transistor TIP, tapi saya belum membahasnya. Untuk dioda bridge dapat anda susun dari 4 dioda kemudian anda solder menjadi satu bridge rectifier atau anda dapat membeli jadi bridge rectifier yang berbentuk sisir (menyamping) atau kotak. Paling tidak dioda bridge saya sarankan memakai 1 Ampere, dalam rangkaian adaptor, semakin besar ampere diodanya semakin bagus jalannya arus di dalam rangkaian. Dioda bagaikan jalan tol, dan arus sebagai mobil yang melewatinya. Semakin besar dan lebar jalan tol yang ada, semakin cepat arus berjalan dan melalui rangkaian.
Untuk rangkaian power supply 5 V, anda dapat mengganti volt regulator di atas dengan tipe 7805 dan 7905. Aplikasi ini berlaku sama pada rangkaian ini. Untuk variasi rangkaian seperti fuse ataupun switch on/off dapat anda coba sendiri.
+ Transformator 18 V – CT minimal 1 A
+ Capasitor minimal 35 V
Sumber : Elektro Dasar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More